S OP atau standard operating procedure adalah prosedur yang spesifik pada operasi bisnis tertentu yang menggambarkan aktivitas yang perl...



    SOP atau standard operating procedure adalah prosedur yang spesifik pada operasi bisnis tertentu yang menggambarkan aktivitas yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan tugas, terkait dengan aturan industri tertentu, kesesuaian dengan aturan hukum, atau standar eksekusi bisnis. Semua dokumen yang memuat instruksi “how to” dapat dikategorikan pada SOP. 

    Manfaat adanya SOP antara lain yaitu sebagai standarisasi cara kerja untuk menyelesaikan suatu tugas khusus dan mengurangi kesalahan serta kelalaian, membantu staff untuk lebih mandiri, memberikan akuntabilitas dan menyediakan ukuran standard kinerja pegawai.

Tahapan penting penyusunan SOP menurut Atmoko T. adalah:

1. Analisis sistem dan prosedur kerja
2. Analisis tugas yang meliputi: analisis tugas terkait, deskripsi tugas, spesifikasi tugas, penilaian tugas, dan pengukuran kerja
3. Analisis prosedur kerja.

Saat ini, pengelolaan teknologi informasi (TI) di suatu organisasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Besarnya investasi organisasi pada TI menuntut organisasi untuk mengelola TI dengan lebih bijak dan teliti. Terkait dengan pengelolaan TI, terdapat banyak standard dan best practice yang sudah banyak diadopsi dan diterapkan oleh industri. Beberapa kerangka dan pedoman standard pada pengelolaan TI ini antara lain adalah: COBIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC 27001, CMMI, Balanced Scorecard, dan Six Sigma.


1.    COBIT

Konsep dasar dari kerangka kerja COBIT adalah bahwa kendali untuk TI di dekati dengan melihat informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sasaran dan kebutuhan bisnis dan melihat informasi sebagai hasil perpaduan dari berbagai sumberdaya TI yang harus dikelolal melalui proses TI.

Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan bisnis akan informasi, maka kendali yang tepat untuk pengukuran harus di definisikan, diimplementasikan dan dipantau ke seluruh sumber-sumber daya tersebut. Kerangka kerja COBIT merupakan kumpulan praktek-praktek terbaik (best practices) dan bersifat generik, digunakan sebagai acuan dalam menentukan sasaran kendali (control objectives) dan proses-proses TI  yang diperlukan dalam pengelolaan TI.


Kerangka kerja COBIT terdiri dari 3 level control objectives dimulai dari level paling bawah yaitu activities. Activities merupakan kegiatan rutin yang memiliki konsep siklus hidup. Selanjutnya kumpulan activites dikelompokkan dalam proses TI (processes), kemudian proses-proses TI yang memiliki permasalahan yang sama dikelompokkan ke dalam domain (domains).

Kerangka kerja COBIT mengidentifikasi 34 proses TI (Gambar  dibawah) yang dikelompokkan ke dalam 4 domain utama, yaitu :
- Domain Planning and Organisation (PO).
- Acquisition and Implementation (AI).
- Delivery and Support (DS).
- Monitoring (M).

Setiap domain memiliki karakteristik yang berbeda. Pedoman manajemen COBIT (COBIT Management guidelines) berisi pedoman dan arahan manajemen dalam hal pengontrolan dan pengukuran proses TI. Pedoman  manajemen  COBIT  terdiri  dari  Model  Maturity,  Critical  Success Factors  (CSF),  Key  Goal  Indicators  (KPI),  dan  Key  Performance  Indicators (KPI).



2.    ITIL

    Perpustakaan Infrastruktur Teknologi Informasi atau ITIL adalah pendekatan manajemen layanan TI yang diakui secara global di perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Kerangka kerja ITIL diambil dari praktik terbaik yang diikuti oleh sektor publik dan swasta di seluruh dunia.

    ITIL mendapatkan perhatian di seluruh dunia dan berada di tengah berkembangnya prinsip-prinsip manajemen layanan TI. Meskipun DevOps dan metodologi lainnya sedang diimplementasikan dalam layanan TI belakangan ini, tetapi tidak ada yang mendekati ITIL dengan pedoman komprehensif dan praktik terbaiknya.

    Memiliki pengetahuan tentang ITIL adalah hal yang baik, tetapi mengetahui bagaimana menerapkan kerangka kerja ITIL untuk layanan TI Anda yang selaras dengan strategi bisnis organisasi adalah hal lain. Ini mengharuskan semua orang untuk berada pada halaman yang sama, dan mendapatkan dukungan dari manajemen senior menuju implementasi ITIL.


3.    ISO / IEC 38500

    ISO / IEC 38500 adalah suatu standar internasional untuk Tata kelola teknologi informasi yangditerbitkan bersama oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan InternationalElectrotechnical Commission (IEC). Ini menyediakan kerangka kerja bagi pemerintahan yang efektif untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk memahami danmemenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal penggunaan organisasi mereka IT.

    ISO / IEC 38500 berlaku untuk organisasi dari semua ukuran. Standar ini memberikan prinsip- prinsip panduan untuk direktur organisasi pada penggunaan efektif, efisien, dan dapat diterimaTeknologi Informasi (TI) dalam organisasi mereka.

Hal ini diatur menjadi tiga bagian utama,khususnya, Cakupan, dan Framework.Kerangka kerja ini terdiri dari definisi, prinsip dan model. Ini menetapkan enam prinsip tata kelola perusahaan yang baik dari IT :
- Tanggung jawab
- Strategi
- Akuisisi
- Kinerja
- Kesesuaian
- Perilaku manusia

Standar ISO 38500 menunjukkan bahwa direktur suatu organisasi memiliki tiga tugas, yaitu :
1) Mengevaluasi penggunaan TI saat ini dan di masa depan.
2) Menyiapkan dan mengimplementasikan rencana dan mengelola kebijakan untuk memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis.
3) Memantau sejauh mana kebijakan diikuti dan kinerja TI memenuhi rencana.


4.      ISO/IEC 27001

    ISO/IEC 27001 merupakan standar internasional untuk Sistem Manajemen Kemanan Informasi (SMKI). Sebelumnya sebagian besar diangkat berdasarkan BS 7799 yang umum digunakan sejak tahun 1995 yang terkait dengan pengelolaan keamanan informasi. ISO 27001 lebih dikenal dengan ISMS (Information Security Management Systems) dan merupakan standard yang lebih banyak dipakai untuk melakukan tata kelola keamanan informasi pada sebuah organisasi.

    ISO 27001 juga menyediakan kerangka kerja untuk netralitas penggunaan tehnologi, netralitas sistem manajemen pengelolaan rekanan, yang memungkinkan suatu organisasi dapat memastikan, bahwa pengukuran keamanan informasi adalah efektif. Hal ini termasuk kemampuan mengakses data secara berkelanjutan, kerahasiaan dan integritas atas informasi yang dimiliki dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan, demikian pula dengan kesesuaian hukum.

Disamping persyaratan utama, standar 27001 mensyaratkan penetapan sasaran kontrol dan kontrol keamanan informasi meliputi 14 area pengamanan sebagai berikut:
1) Kebijakan keamanan informasi
2) Organisasi keamanan informasi
3) Sumber daya manusia menyangkut keamanan informasi
4) Manajemen aset
5) Akses kontrol
6) Kriptographie
7) Keamanan fisik dan lingkungan
8) Keamanan operasi
9) Kemanaan Komunikasi
10) Pengadaan/akuisisi, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi
11) Hubungan dengan pemasok
12) Pengelolaan insiden keamanan informasi
13) Manajemen kelangsungan usaha (business continuity management)
14) Kepatuhan


5.    CMMI

    Capability Maturity Model Integration, Framework CMMI merupakan singkatan dari Capability Maturity Model Integration, merupakan model yang sudah terkenal secara global sebagai model referensi yang dikembangkan melalui best practices yang memberikan petunjuk untuk meningkatkan proses yang dapat memenuhi target bisnis dari suatu organisasi.

    Model ini dikembangkan oleh pakar di industri, pemerintahan, dan Software Engineering Institute (SEI). CMMI meningkatkan proses suatu organisiasi dengan menunjukkan keuntungan terukur dari tujuan bisnis dan visinya. Suatu organisasi dapat mengorganisasikan dan memprioritaskan metodologi, SDM, dan aktivitas bisnisnya melalui kerangka kerja yang diberikan oleh CMMI. Kerangka kerja ini mendukung koordinasi antar aktivitas yang multidisiplin dan pemikiran yang sistematis.


6.    BALANCED SCORECARD

Kartu skor berimbang (bahasa Inggris: balanced scorecard, BSC) adalah suatu metode untuk pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu:
- Perspektif keuangan.
- Perspektif pelanggan.
- Perspektif proses bisnis internal.
- Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

    Suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi. BSC pertama kali dikembangkan dan digunakan pada perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dengan tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia, BSC membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya.

Sistem manajemen strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan karyawan.

Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard terkait pada tiga area berikut:
1) Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.

2) Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal. Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi.

3) Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.


7.    SIX SIGMA

    Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.

    Six sigma juga disebut sistem komprehensive, maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto (Pareto Chart) dan Histogram.

    Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.

ITIL ( Information Technology Infrastructure Library ) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang t...

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada manajemen pelayanan teknologi informasi sehingga suatu perusahaan dapat mencapai kualitas dukungan layanan yang diinginkan.

ITIL memiliki 5 layanan, yang terdiri dari:

Service Strategy
    Service Strategy, merupakan iterasi pertama dalam siklus layanan ITIL, pada tahap service strategy dibuat perencanaan terhadap layanan. Proses-proses yang dilakukan pada iterasi service strategy sebagai berikut:

1. Manajemen Strategi bagi Layanan TI 
    Tujuan dari proses ini adalah membangun strategi bagi layanan TI yang akan dikembangkan meliputi penawaran penyediaan layanan, kemampuan dan potensi perkembangan layanan TI. Proses ini juga bertanggung jawab guna memastikan pelaksanaan strategi.
 
 2. Manajemen Portofolio Layanan (Service Portofolio Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola portofolio layanan, memastikan layanan yang dibangaun sesuai dengan kebutuhan bisnis dan investasi layanan.
 
 3. Manajemen Permintaan / Kebutuhan
    Tujuan dari proses ini adalah melakukan identifikasi terhadap permintaan dan kebutuhan layanan serta menentukan kapasitas layanan untuk memenuhi permintaan.
 
 4. Manajemen Keuangan bagi Layanan TI
    Tujuan dari proses ini adalah untuk mengelola finansial penyedia layanan, mengelola proses akutansi dan keuntungan layanan.
 
 5. Manajemen Hubungan Bisnis
    Tujuan dari proses ini adalah untuk membangun hubungan positif dengan pelanggan dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang potensial sehingga dapat menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

 

Service Design
    Service Design merupakan iterasi setelah layanan yang akan di bangun didefinisikan, pada tahap ini dirancang kebijakan keamanan dari layanan yang akan dikembangkan, membuat katalog layanan, mengembangkan service level agreement (SLA) layanan dengan para calon pengguna layanan dan stakeholder. Proses-proses yang dilakukan pada iterasi service strategy sebagai berikut:
1. Koordinasi desain
    Tujuan dari proses ini adalah mengkordinasikan desain layanan, proses dan sumber daya, konsistensi dan efektifitas layanan, sistem informasi manajemen layanan, arsitektur, teknologi dan matrik layanan. 
  
 2. Manajemen Katalog Layanan (Service Catalogue Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola katalog layanan TI yang berisi informasi akurat terkait semua operasional layanan seperti rincian dan status layanan TI.
 
 3. Manajemen Tingkatan Layanan (Service Level Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mendiskusikan service level management (SLM) dengan pelanggan dan pengguna layanan serta merancang layanan yang sesuai dengan tingkat (level) layanan yang disepakati bersama.
 
 4. Manajemen Resiko (Risk Management)
    Tujuan dari proses ini adalah melakukan identifikasi, menilai dan mengendalikan risiko. Hal ini mencakup analisa nilai aset bagi bisnis, mengidentifikasi ancaman terhadap aset, dan mengevaluasi seberapa rentan setiap aset dengan ancaman yang teridentifikasi.
 
 5. Manajemen Kapasitas (Capacity Management)
    Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa kapasitas layanan dan infrastruktur TI mampu mencapai target layanan sesuai SLA dengan biaya yang efektif dan tepat waktu.
 
 6. Manajemen Ketersediaan (Availability Management)
    Tujuan dari proses ini adalah menentukan, menganalisa, merencanakan, mengukur dan meningkatkan semua aspek ketersediaan layanan TI sesuai dengan target yang telah disepakati. 
  
7. Manajemen Keamanan Informasi (Inform. Security Management
    Tujuan dari proses ini adalah menjaga kerahasiaan, integritas, ketersediaan data, menjaga data dan informasi layanan organisasi. 
 
8. Manajemen kepatuhan (Compliance Management)
    Tujuan dari proses ini adalah memastikan layanan TI, proses dan sistem yang berjalan seesuai dengan kebijakan organisasi dan persyaratan hukum yang berlaku. 
 
9. Manajemen Arsitektur (Architecture Management)
    Tujuan dari proses ini adalah menentukan cetak biru (blue print) dari pengembangan layanan dimasa depan, dengan mempertimbangkan strategi layanan dan teknologi dimasa depan. 
 
10. Manajemen Pemasok (Supplier Management)
    Tujuan dari proses ini adalah memastikan semua kontrak dengan pemasok (supplier) memegang komitmen dan mendukung kebutuhan bisnis.

Service Operation
    Service operation merupakan tahap implementasi dari layanan TI yang telah dikembangkan, membuat perangkat dokumen yang mengatur regulasi layanan seperti Standard Operating Procedure (SOP) dan manual/petunjuk pemakaian layanan TI kepada pengguna layanan. Proses-proses yang dilakukan pada iterasi service operation sebagai berikut:
1. Manajemen Event (Event Management)
    Tujuan dari proses ini adalah memastikan Configurasi item (CI) yang ada terpantau dan menyaring kategori event untuk memutuskan tindakan yang tepat.
 
 2. Manajemen Insiden (Incident Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola semua siklus insiden guna mengembalikan layanan TI kepada pelanggan secepat mungkin jika insiden terjadi.
 
 3. Pemenuhan Permintaan (Request Fulfilment)
    Tujuan dari proses ini adalah memenuhi permintaan pelanggan pada layanan TI, seperti perubahan password atau permintaan informasi.
 
 4. Manajemen Akses (Access Management)
    Tujuan dari proses ini adalah memberikan hak kepada pengguna yang berwenang dan mencegah akses dari pengguna yang tidak terotorisasi. Manajemen akses erat kaitannya dengan keamanan informasi.
 
 5. Manajemen Masalah (Problem Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola semua siklus masalah yang terjadi pada layanan TI. Manajemen masalah bertugas untuk mencegah terjadinya insiden dan meminimalkan dampak dari insiden.
 
 6. Pengendalian Operasi TI (TI Operations Control)
    Tujuan dari proses ini adalah memantau dan mengontrol layanan TI beserta infrastrukturnya. Proses ini bertanggung jawab pada pengendalian tugas-tugas rutin dari pengelolaan layanan TI.
 
 7. Manajemen Fasilitas (Facilities Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola lingkungan fisik dari infrasturkur TI yang berjalan.
 
 8. Manajemen Aplikasi (Application Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengelola siklus hidup aplikasi layanan TI yang berjalan.
 
 9. Manajemen Teknis (Technical Management)
    Tujuan dari proses ini adalah menyediakan ahli teknis untuk mendukung pengelolaan infrastruktur TI.


Service transition
    Service transition merupakan iterasi yang dilakukan untuk menyesuaikan layanan TI yang akan dikembangkan dengan layanan TI yang telah berjalan di organisasi, melakukan review dan pengecekan terhadap layanan TI yang akan dijalankan. Proses pengecekan dilakukan guna melihat kelemahan atau kekurangan yang muncul untuk diubah kembali sebelum diimplementasikan. Proses-proses yang dilakukan pada iterasi service transition sebagai berikut:
1. Manajemen Perubahan (Change Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengontrol semua perubahan pada layanan dan memastikan perubahan yang dibuat menguntungkan dengan ganguan yang minimal untuk layanan TI.
 
 2. Evaluasi Perubahan (Change Evaluation)
    Tujuan dari proses ini adalah melakukan pengenalan pada layanan baru, ataupun memperkenalkan perubahan baru pada layanan yang telah berjalan.
 
 3. Manajemen Proyek (Project Management )
    Tujuan dari proses ini adalah merencanakan dan melakukan koordinasi sumber daya untuk merilis proyek sesuai dengan waktu, prediksi biaya dan perkiraan kualitas.
 
 4. Pengembangan Aplikasi (Application Development)
    Tujuan dari proses ini adalah membuat aplikasi untuk layanan dan fungsionalitas sistem yang dibutuhkan oleh layanan TI.
 
 5. Manajemen Release dan Deployment
    Tujuan dari proses ini adalah merencanakan, menjadwalkan dan mengendalikan proses rilis layanan dengan menguji pada siklus layanan. Tujuannya adalah untuk memastikan integritas layanan tetap terjaga.
 
 6. Validasi & Pengujian Layanan (Service Validation & Testing)
    Tujuan dari proses ini adalah memastikan layanan yang diberikan memenuhi harapan pelanggan sesuai target level yang disepakati dan memastikan bahwa oprasional TI mampu mendukung layanan tersebut.
 
 7. Manajemen Asset dan Konfigurasi Layanan
    Tujuan dari proses ini adalah menjaga hubungan konfigurasi dan asset yang dibutuhkan layanan TI
 
 8. Manajemen pengetahuan  (Knowladge Management)
    Tujuan dari proses ini adalah mengumpulkan, menganalisa, menyimpan dan berbagi pengetahuan dan informasi organisasi yang terkait dengan layanan TI. Tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan efisiensi.

Continual service improvement
    Continual service improvement (CSI) merupakan bagian akhir dari iterasi siklus hidup layanan ITIL, pada iterasi ini dilakukan evaluasi terhadap layanan TI yang telah berjalan. CSI bertujuan untuk mempersiapkan rencana peningkatan terhadap layanan TI, agar mampu berjalan berkelanjutan. Proses-proses yang dilakukan pada iterasi continual service improvement sebagai berikut:
1. Review Layanan (Service Review)
    Tujuan dari proses ini adalah meninjau layanan TI dan infrastruktur secara teratur. Review berguna untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengidentifikasi cara ekonomis dalam menyediakan layanan TI.
2. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
    Tujuan dari proses ini adalah mengevaluasi proses secara teratur, melakukan identifikasi titik-titik improvement untuk meningkatkan kualitas layanan.
3. Definisi Upaya CSI (Definition of CSI Initiatives)
    Tujuan dari proses ini adalah menentukan upaya spesifik yang berguna untuk meningkatkan proses dan layanan TI baik secara internal ataupun external.
4. Memantau Upaya CSI (Monitoring of CSI initiatives)
    Tujuan dari proses ini adalah memeriksa / memastikan upaya yang dilakukan berjalan sesuai rencana, dan dilakukan tindakan korektif jika dianggap perlu.


Referensi: 
- https://prakom.banjarmasinkota.go.id/2020/10/itil-information-technology.html
- https://adoc.pub/itil-information-technology-infrastructure-library-merupakan.html

           Secara umum, media merujuk sebagai alat atau saran untuk bertukar informasi atau berkomunikasi. Media sering sekali mengalami per...

    



    Secara umum, media merujuk sebagai alat atau saran untuk bertukar informasi atau berkomunikasi. Media sering sekali mengalami perubahan. Perubahan ini bersamaan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Meskipun terjadi perubahan media dan perubahan masyarakat yang menyertainya, terkadang sangat baru dan berbeda dari yang sebelumnya, tapi keduanya selalu beradaptasi satu sama lain. Berikut perubahan yang terjadi pada media dan masyarakat:

- Masyarakat Pregrikultural
        Masyarakat pegrikultural sudah ada sebelum masyarakat pertanian. Pada masa ini, kebanyakan orang hidup secara berkelompok untuk berburu hewan dan mengumpulkan tumbuhan. Budaya pada masa ini bergantung pada kata-kata yang diucapkan untuk menyampaikan ide-ide dari mereka sendiri atau dari generasi sebelum-sebelumnya, contohnya seperti dukun, nyanyian ritual, mitos, dan lainnya.

- Masyarakat Pertanian
    Pada masa ini, masyarakat mulai menemukan pekerjaan yang mulai menyeluruh seperti pertambangan, perikanan dan penerbangan. Dengan masyarakat yang lebih mapan dan struktur yang lebih kompleks daripad generasi sebelumnya. Pada peradaban awal, literasi (metode penulisan) hanya umum di kalangan pendeta atau masyarakat kelas atas. Di beberapa budaya, literasi sengaja dibatasi karena penguasa kelas atas ingin menjaga massa (masyarakat) tetap bodoh dan terjauhi dari ide-ide baru. Pada masa ini, produksi karya cetak sangat melelahkan karena dilakukan secara manual, seperti yang dilakukan biarawan kristen dengan menyalin buku dengan tangan. Sampai akhirnya, Orang Cina mengembangkan mesin press untuk percetakan yang menggunakan balok kayu yang sudah diukir, kertas, dan tinta. Kurir pembawa pesan yang mampu menghafal pesan lisan yang panjang sangat berjasa pada masa ini, dikarenakan banyak masyarakat yang masih buta huruf.

- Masyarakat Industri
        Pada masa ini ditemukan teknologi baru di bidang komunikasi, yaitu percetakan. Pada masa ini, terjadi produksi massal dan penyebaran literasi kepada masyarakat, hal ini menciptakan permintaan akan lembaran berita cetak yang akhirnya berkembang menjadi surat kabar (koran). Dengan adanya pengurangan industri dan upah yang lebih tinggi di daerah perkotaan, hal ini memicu perpindahan massal dari daerah pedesaan ke kota-kota yang dilakukan oleh masyarakat. Dikarenakan pertumbuhan penduduk perkotaan semakin tinggi, sehingga uang yang ditransaksikan akan semakin besar, hal ini mendorong media surat kabar (koran) tidak hanya untuk menyampaikan berita saja, tetapi juga untuk melakukan promosi atau iklan.

        Pada tahun 1910 Amerika Serikat menjadi masyarakat industri (pekerjaan industrial lebih banyak dibandingkan pertanian). Metode produksi massal industri diterapkan untuk mempercepat proses percetakan surat kabar dan majalah, dan pada masa ini ditemukan juga teknologi komunikasi yang baru seperti radio, televisi.

- Masyarakat Informasi
        Kita termasuk dalam masyarakat informasi yang bergantung pada produksi dan konsumsi informasi. Pekerjaan informasi mulai mendominasi tenaga kerja, hal ini menandai adanya transisi ke masyarakat informasi. Transisi ini dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1960. Saat ini, proporsi pekerjaan yang berkaitan dengan informasi telah mencapai puncaknya, yakni sekitar setengah dari angkatan kerja. 

        Evolusi media dalam masyarakat informasi ditandai dengan adanya hubungan antara manusia dengan manusia yang lain dalam jarak yang jauh (end to end). Beberapa media dari perubahan ini yang sudah muncul sebelum adanya komputer: telepon, radio, televisi

Google. Siapa yang tidak tau google? Perusahaan IT yang produknya sering sekali kita pakai yaitu search engine di website google.com, yang b...

Google. Siapa yang tidak tau google? Perusahaan IT yang produknya sering sekali kita pakai yaitu search engine di website google.com, yang berguna untuk mencari berbagai macam informasi seperti peluang bisnis, informasi beasiswa, bahkan kunci jawaban ulangan. oops

Sejarah Berdirinya Google
Sedikit cerita tentang berdirinya Google. Google dimulai dari proyek yang dikerjakan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1996. Mereka mengembangkan mesin pencari tersebut dan dioperasikan menggunakan server di kampus mereka. Tujuan mereka menciptakan Google adalah agar Google dapat menjadi gudang informasi tak terbatas di internet.

Kini, google tidak hanya menyediakan search engine sebagai fitur utama mereka, mereka juga menyediakan layanan-layanan yang sangat bermanfaat dan menarik, seperti: Google Mail, Youtube, Google Meet, Google Docs, dan lain-lain.

Google mempunyai banyak sekali manfaat bagi banyak orang, diantaranya:
- Membantu seseorang untuk mencari informasi dengan search engine yang disediakan oleh Google.
- Menyediakan layanan pesan elektronik (e-mail) yang bisa digunakan secara gratis untuk mengirim pesan elektronik ke pengguna e-mail lainnya, dengan layanan Google Mail.
- Memberikan hiburan bahkan video-video menarik lainnya dengan layanan Youtube yang disediakan oleh Google.
- Menyediakan tempat bagi pengguna untuk melakukan pertemuan secara online (meeting online), terutama di masa pandemi seperti ini, dengan layanan Google Meet.


Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui dulu apa itu sistem informasi. Sistem Informasi adalah kombinasi antara manusia den...

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui dulu apa itu sistem informasi.
Sistem Informasi adalah kombinasi antara manusia dengan alat teknologi yang bermaksud untuk mendukung jaringan komunikasi dan membantu manajemen.

Sejarah Perkembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
    Untuk dapat berinteraksi, sejak zaman dahulu manusia sudah melakukan komunikasi. Namun, alat dan cara komunikasi pada zaman dahulu masih sangat sederhana. Seiring dengan perkembangan manusia, teknologi komunikasi pun juga ikut berkembang. Perkembangan teknologi komunikasi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: Perkembangan teknologi sebelum Masehi dan Perkembangan teknologi setelah Masehi.

1. Perkembangan Teknologi Sebelum Masehi
    
a. Periode Sampai dengan 3000 SM
    Pada periode ini, orang-orang dizaman dahulu berkomunikasi dengan menggambar pada dinding-dinding gua. Informasi yang tertulis pada dinding gua berupa gambar tentang kegiatan berburu yang mereka lakukan dan binatang hasil buruannya. Untuk berkomunikasi langsung dengan manusia yang lain, mereka masih menggunakan bahasa dengusan, bahasa isyarat, dan gerakan tangan.

b. Periode 3000 SM
Pada periode 3000 SM, Bangsa Sumeria untuk pertama kalinya menggunakan tulisan sebagai alat komunikasi mereka. Huruf yang mereka gunakan masih berupa simbol-simbol yang dikenal dengan sebutan piktograf. Penyebutan huruf-huruf piktograf ini menghasilkan suara yang berbeda-beda sehingga tulisan tersebut dapat membentuk sebuah kata, kalimat, dan bahasa yang mempunyai arti.

Dan pada tahun 2900 SM, bangsa Mesir Kuno menggunakan huruf-huruf hieroglif untuk berkomunikasi. Huruf hieroglif terdiri atas simbol-simbol tentang suatu objek, misalnya kapal-kapal, binatang, atau perkakas. Orang-orang Mesir Kuno mengembangkan komunikasi mereka dengan penggunaan serat papyrus sebagai kertas untuk menuliskan sebuah tulisan.

2. Perkembangan Teknologi Komunikasi Periode Setelah Masehi
    Perkembangan komunikasi setelah masehi terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan ditemukannya beberapa alat yang sangat menunjang komunikasi, seperti: Telegraf, Telepon, Radio, Televisi, hingga teknologi yang paling unggut saat ini yaitu komputer.

    Komputer sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Hampir setiap orang sekarang ini memerlukan komputer untuk mempermudah pekerjaan nya. Kemajuan teknologi dilatarbelakangi dengan terciptanya Komputer. Perkembangan teknologi tidak jauh-jauh dari perkembangan komputer yang semakin canggih. Awalnya, komputer adalah sebuah mesin hitung yang diciptakan oleh Charles Babbage (seorang ahli matematika). Mesin tersebut dipakai untuk menghitung tabel-tabel matematika, hingga pada tahun 1833, Charles Babbage mengembangkan difference engine yang dinamakan analytical engine yang dapat melakukan kalkulasi apa saja. Mesin ini dikenal sebagai General Purpose Digital Computer atau General Purpose Computer. Dari hasil ciptaannya inilah Charles Babbage dianggap sebagai bapak komputer modern, karena ciptaannya membawa pengaruh besar terhadap dunia. 

Pada tahun 1937, seorang ahli matematika dari universitas Harvard, Prof Howard Aikem merancang sebuah komputer yang mampu melakukan operasi aritmatika dan logika. Hingga pada tahun 1944, IBM memulai kerjasamanya dengan Prof Howard Aikem untuk menciptakan komputer elektronik yang diberi nama Harvard MARK I. 
(Gambar Komputer Harvard MARK I)



Perkembangan Hardware
    Perkembangan teknologi informasi melalui media komputer, tentu diiringi dengan hardware yang juga semakin berkembang. Komputer mempunyai kerangka fisik yang disebut dengan hardware untuk menjalankan tugas-tugasnya.

Generasi 1 : Tahun 1940-1956. 
    Pada generasi ini, komputer menggunakan ruang tabung hampa(vacuum tube). Komputer pada generasi ini membutuhkan ruangan yang luas, daya listrik yang besar dan menghasilkan panas yang berlebih. Komputer pada generasi ini masih belum bisa untuk digunakan mengerjakan hal-hal yang kompleks.

Generasi 2 : Tahun 1956-1963. 
    Pada generasi kedua, komputer menggunakan transistor untuk menggantikan vacuum tube dalam menyimpan dan melakukan pemrosesan informasi. Transistor bentuknya lebih kecil, dan tidak menghasilkan panas yang berlebih dan juga mengkomsusikan daya listrik yang lebih kecil. Ukuran penyimpanan pada komputer generasi ini sebesar sebesar 32 kb (kilobits).

Generasi 3 : Tahun 1964-1971. 
Pada generasi ini, komputer sudah menggunakan Itergrated circuit (IC). Integrated Circuit adalah komponen yang dipakai sebagai otak dari komputer. Ukuran penyimpanan komputer generasi ini adalah 2 MB (megabyte). Pada generasi ini, komputer sudah mulai memperkenalkan tekhnologi software yang mudah digunakan.

Generasi 4 : Tahun 1971-sekarang. 
Pada generasi keempat, komputer telah menggunakan teknologi Very Large-Scale Integrated Circuits (VLSIC). Dalam sebuah chip, teknologi ini mampu menampung jutaan circuit. Chip ini dinamakan dengan microprocessor. Komputer generasi ini memiliki ukuran penyimpanan yang terbilang besar.

Perkembangan Software
    Software adalah data digital yang disimpan didalam komputer. Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah. Software juga memiliki perkembangan dari zaman ke zaman, berikut adalah perkembangan dari software.

1. Era Pionir
- Batch Orientation
Suatu orientasi di mana proses dilakukan setelah data dikumpulkan dalam satuan waktu tertentu, atau  dilakukan setelah data terkumpul, lawan dari batch adalah online atau interactive process.
Keuntungan dari Interactive adalah mendapatkan data yang selalu up to date.
- Limited Distribution
Suatu penyebaran software yang terbatas pada perusahaan-perusahaan tertentu.
- Customer Software
Software yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan dari  perusahaan-perusahaan tertentu.

2. Era Stabil
- Multi User
Suatu sistem di mana satu komputer digunakan oleh beberapa user pada saat yang sama.
- Real Time
Suatu sistem yang dapat mengumpulkan, menganalisa dan mentransformasikan data dari berbagai sumber, mengontrol proses dan menghasilkan output dalam mili second
- Database
Perkembangan yang pesat dari alat penyimpan data secara online yang menyebabkan muncul generasi pertama DBMS (DataBase Management System).
- Product Software
Software yang dikembangkan untuk dijual kepada masyarakat luas.

3. Era Mikro
- Distributed System
    Suatu sistem yang tidak hanya dipusatkan pada komputer induk (Host Computer), daerah atau bidang lainnya yang juga memiliki komputer yang ukurannya lebih kecil dari komputer induk. Lawan dari distributed system adalah centralized system.
- Embedded Intellegence
    Suatu product yang diberi tambahan “Intellegence” dan biasanya ditambahkan mikroprosesor yang mutakhir. Contohnya adalah automobil, robot, peralatan diagnostic serum darah.
- Low Cost Hardware
    Harga hardware yang semakin rendah, ini dimungkinkan karena munculnya Personal Computer.
- Consumer Infact
    Adanya perkembangan komputer yang murah menyebabkan banyaknya software yang dikembangkan, software ini memberi dampak yang besar terhadap masyarakat

4. Era Modern
- Expert System
    Suatu penerapan A.I. (Artificial Intellegence) pada bidang-bidang tertentu, misalnya bidang kedokteran, komunikasi, dll.
- AI Machine
    Suatu mesin yang dapat meniru kerja dari sebagian otak manusia. Misalnya mesin robot, komputer catur.
- Parallel Architecture
    Arsitektur komputer yang memungkinkan proses kerja LAN paralel, yang dimungkinkan adanya prosesor berbeda dalam satu computer.



Referensi:
http://pustakamateri.web.id/materi-teknologi-informasi-dan-komunikasi-kelas-7-smp/
https://itlearningcenter.id/perangkat-lunak-software/
https://www.academia.edu/34119518/TIK_Kelas_7_Bab_1_Teknologi_Informasi_dan_Komunikasi

     Pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial Dalam Masyarakat   Disusun oleh:  Takumi Kozaki (11120122)    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI  ...

    

Pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial Dalam Masyarakat 



Disusun oleh: 
Takumi Kozaki (11120122) 

 





PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI 

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 

UNIVERSITAS GUNADARMA 

2020/2021 

 

 

 

 


KATA PENGANTAR


        Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhannahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

        Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima masukan dari semua pihak baik berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 30 Juni 2021


Takumi Kozaki





DAFTAR ISI  

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
    1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
    1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
    2.1 Definisi Perselisihan Sosial ................................................................................. 2
        2.1.1 Penyebab Adanya Konflik Sosial ................................................................. 2
        2.1.2 Dampak Terjadinya Konflik ......................................................................... 2
        2.1.3 Penyelesaian Konflik .................................................................................... 2
    2.2 Integrasi Sosial .................................................................................................... 3
        2.2.1 Sifat Integrasi Sosial .................................................................................... 3
        2.2.2 Faktor Pendorong Integrasi Sosial ............................................................... 3
        2.2.3 Faktor Penghambat Integrasi Sosial ............................................................ 3
        2.2.4 Bentuk-bentuk Integrasi Sosial ................................................................... 3
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 4
    3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 4
    3.2 Saran ................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 5 

 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Setiap manusia memiliki pemikiran dan perasaannya masing-masing. Bukan hal yang tidak mungkin bagi setiap individu untuk memiliki perselisihan terhadap  pendapat yang mereka punya. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya faktor internal seperti perbedaan sudut pandang, penyikapan dalam menghadapi masalah, dan ego. Bahkan terdapat juga faktor eksternal seperti adat istiadat dan budaya. 

1.2 Tujuan Penulisan

    Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Budaya Dasar, serta memberikan pengetahuan tentang perselisihan sosial dan integrasi sosial.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perselisihan Sosial

    Perselisihan atau konflik sosial adalah proses ketika seseorang atau suatu kelompok mencoba untuk memenangkan pendapatnya atau berusaha mencapai tujuannya dengan melakukan kekerasan kepada orang lain ataupun kelompok lain yang tidak sejalan dengannya.


2.1.1 Penyebab Adanya Konflik Sosial

    Konflik dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik adalah sebagai berikut:

1) Adanya perbedaan keyakinan dan pendapat antara kelompok.
2) Adanya perbedaan budaya antar kelompok.
3) Mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda.
4) Adanya kesenjangan sosial antar individu ataupun kelompok.
5) Ketidaksiapan masyarakat menhadapi perubahan.


2.1.2 Dampak Terjadinya Konflik

    Konflik dapat menimbulkan berbagai dampak atau permasalahan baru. Dampak yang ditimbulkan dari konflik adalah sebagai berikut:
1) Dapat menyebabkan kerugian harga benda bahkan menyebabkan jatuhnya korban.
2) Terjadinya perpecahan antara individu ataupun kelompok.
3) Melumpuhkan roda perekonomian, dikarenakan transaksi perdagangan tidak berjalan dengan            lancar, bahkan terhenti.
4) Merusak fasilitas umum.


2.1.3 Penyelesaian Konflik

    Konflik dapat dipecahkan dan diselesaikan dengan cara-cara berikut:
1) Mediation, melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral untuk membantu menyelesaikan masalah.
2) Compromise, kedua pihak berusaha untuk mendapatkan jalan tengah.
3) Elimination, salah satu pihak mengalah dan membiarkan pihak lain menang.
4) Subjugation, pihak yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dapat memaksa pihak lain untuk            mentaatinya.
5) Majority Rule, mengambil keputusan dengan melihat yang dilakukan dengan voting, tanpa                    mempertimbangkan argumentasi.
6) Minority Consent, memenangkan kelompok yang kuat (mayoritas), tetapi tidak mematikan                   kelompok yang lemah (minoritas), sehingga kelompok lemah tidak merasa dikalahkan dan                    sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
7)    Stalemate, masalah yang terhenti secara sendirinya dikarenakan kedua belah pihak tidak    
       menemukan jalan keluar.



2.2 Integrasi Sosial
    Integrasi sosial adalah suatu bentuk proses sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengatasi beragam permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, walaupun penyebab munculnya suatu permasalahan berbeda-beda.


2.2.1 Sifat Integrasi Sosial
Sifat integrasi sosial menurut Paulus Wirutomo, dapat dibedakan menjadi tiga sifat berikut:
1) Integrasi normatif. Integrasi yang dapat terbentuk karena adanya kesepakatan nilai, norma, tujuan bersama, dan rasa solidaritas antaranggota masyarakat. Integrasi normatif biasanya terjadi pada masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis (masyarakat sederhana). Integrasi ini berkaitan dengan unsur-unsur budaya sehingga sering disebut integrasi budaya.
2) Integrasi fungsional. Integrasi yang terbentuk dengan melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Integrasi fungsional, berkembang dalam masyarakat yang memiliki tingkat spesialisasi kerja tinggi.
3) Integrasi koersif. Integrasi yang terjadi tidak berasal dari hasil kesepakatan normatif ataupun ketergantungan fungsional. Integrasi koersif merupakan hasil kekuatan yang mengikat masyarakat secara paksa. Integrasi koersif terjadi karena paksaan dari pihak-pihak yang memiliki kekuasaan.


2.2.2 Faktor Pendorong Integrasi Sosial
Beberapa faktor pendorong integrasi sosial adalah sebagai berikut:
1) Keinginan untuk memiliki.
2) Cross-cutting affiliations.
3) Cross-cutting loyalities.
4) Konsensus.
5) Rela berkorban demi tujuan bersama.


2.2.3 Faktor Penghambat Integrasi Sosial
Beberapa faktor penghambat integrasi sosial adalah sebagai berikut:
1) Kondisi masyarakat yang terisolasi.
2) Kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat.
3) Terdapat perasaan superior yang dimiliki suatu kelompok.


2.2.4 Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
Beberapa bentuk dari integrasi sosial adalah sebagai berikut:
1) Integrasi normatif, akibat adanya norma yang berlaku di masyarakat seperti prinsip Bhineka                    Tunggal Ika
2) Integrasi fungsional, terbentuk karena suatu kelompok memiliki fungsi dan keahlian tertentu.
3) Integrasi koersif, terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini                        penguasa melakukan cara-cara kekerasan (koersif).



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

    Perbedaan pendapat dan pemikiran dapat memicu terjadinya konflik sosial ditengah-tengah masyarakat. Konflik sosial sangat wajar untuk terjadi, dikarenakan sudut pandang manusia sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan ini bisa terus berlanjut hingga menjadi konflik sosial, jika tidak diselesaikan dengan kepala dingin dan pemikiran yang rasional.

        Integrasi sosial adalah berkesinambungannya individu-individu dalam masyarakat yang dapat tercipta, jika setiap individu memiliki rasa kebersamaan dan saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Integrasi sosial dapat menjadi solusi untuk mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya konflik sosial.


3.2 Saran

        Masalah akan terus muncul seiring berjalannya waktu. Diperlukannya semangat persatuan dan rasa kebersamaan untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan dalam bermasyarakat. Membicarakan masalah yang sedang dihadapi dengan orang banyak dengan kepala dingin, sangat diperlukan untuk menemukan jalan tengah ataupun solusi dari suatu permasalan.




DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/4520008/macam-macam-konflik-sosial-beserta-contohnya-yang-perlu-diketahui

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/sosial/beberapa-upaya-dan-cara-mengatasi-konflik-sosial-sehari-hari

https://www.ruangguru.com/blog/penyebab-konflik-sosial-di-masyarakat

https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/11/171137169/integrasi-sosial-definisi-dan-bentuknya






      Hai semua, kita dipertemukan kembali ditulisan saya ini. Pada tulisan ini, saya akan memabahas tentang keberagaman beragama sebagai ma...

 


    Hai semua, kita dipertemukan kembali ditulisan saya ini. Pada tulisan ini, saya akan memabahas tentang keberagaman beragama sebagai manusia. Nah, sebelum dibahas lebih lanjut ada baiknya kita tau terlebih dahulu apa itu keberagaman. 

    Keberagaman merupakan kondisi yang dimiliki suatu masyarakat yang memiliki banyak perbedaan mulai dari ras, suku, agama, dan lain-lain. Keberagaman sendiri dapat menjadi identitas suatu masyarakat ataupun negara. Keberagaman dapat membentuk sifat toleransi dalam diri, pada masyarakat untuk menghargai perbedaan. Salah satunya adalah perbedaan keyakinan atau agama.

    Agama merupakan hal yang dimiliki oleh seseorang, yang mengatur hubungan antara dirinya dengan Sang Pencipta. Sebagai individu didalam masyarakat kita harus memupuk sikap toleransi terhadap orang lain, yang memiliki perbedaan keyakinan dengan kita, seperti contohnya: tidak mengganggu mereka yang ingin melaksanakan ibadah, menghargai hal yang mereka lakukan, dan lain-lain. Selama tidak merugikan kita, baik benda/harta maupun keimanan kita. 

    Oleh karena itu, marilah kita mulai memupuk rasa toleransi dalam diri kita, untuk menghargai orang lain serta perbedaan / ciri khas yang dimiliki oleh orang lain.

Sekian dulu bahasan kita tentang keberagaman beragama dalam kehidupan manusia. Semoga kita dapat dipertemukan kembali pada tulisan saya yang selanjutnya dalam keadaan sehat dan berkecukupan. Aamiiin...